Minggu, 08 April 2012

Makalah Annelida


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Annelida berasal dari bahasa Latin, Annulus yang artinya cincin dan oidos yang berarti bentuk. Jadi secara etimogi, Annelida berarti cacing yang memiliki bentuk tubuh yang tersusun dari sejumlah segmen-segmen yang Annelida menberbentuk cincin.  Annelida mencakup cacing-cacing  yang memiliki sistem metameri yang menjadi iri khas dalam phylum ini.
Annelida merupakan hewan-hewan yang bersifat kosmopolit, dimana hewan ini dapat ditemukan pada berbagai jenis  ekosistem, baik daratan yang lembab, perairan tawar  maupun perairan laut. Annelida telah memiliki suaru bentuk adaptasi fisiologis yang  mendukung sifat kosmopolit dari phylum ini. Berbagai proses fisiologis telah berkembang dengan baik sehingga hewan ini mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana ia berada.
Dalam klasifikasi modern, Annelida dibedakan dalam empat kelas, yakni  Polychaeta, Olygochaeta dan Hirudinae.  Dasar pengklasifikasian ini  mengacu pada ciri morfologi, fisiologi, maupun Anatomi dari hewan-hewan ini. Dengan demikian, kita akan menemukan adanya perbedaan-perbrdaan cirri di antara tiap kelas dalam phylum ini.
Annelida memegang peranan yang sangat penting bagi ekosistem,  terutama dalam kehidupan manusia. Beberapa spesies dalam phlum Annelida memegang peranan dalam upaya penyuburan  tanah dan ada pula yang menjadi bahan makanan maupun obat-obatan yang telah dikembangkan sejak dahulu. Selain itu, beberapa spesies dari phylum ini dapat menjadi eksoparasit seperti halnya pacet yang mengisap darah.  Berbagai peranan tersebut menjadikan pengetahuan  mengenai  phylum menjadi sangat penting.
Berdasarkan uraian pada pendahuluan latar belakang tersebut, maka dianggap perlu untuk menyusun makalah mengenai phylum Annelida. Hal ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan pengetahuan  bagi kita semua mengenai phylum ini sebagai upaya pemanfaatanya dalam berbagai sector kehidupan.

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar  belakang tersebut, maka permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah ciri-ciri umum dari phylum Annelida ?
2.      Bagaimana pengklasifikasian dari phylum Annelida ?
3.      Bagaimana proses-proses fisiologis Annelida ?
4.      Apa peranan Annelida dalam kehidupan ?

C.      Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui ciri-ciri umum dari phylum Annelida.
2.      Untuk mengetahui bentuk pengklasifikasian dari phylum Annelida.
3.      Untuk mengetahui proses-proses fisiologis Annelida.
4.      Untuk mengetahui peranan Annelida dalam kehidupan.


D.     Manfaat

Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk membantu mahasiswa memahami  materi Annelida
2.      Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh nilai Zoologi Invertebrata.
3.      Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam upaya pemanfaatan Annelida dalam berbagai sector kehidupan. 













BAB II
Isi DAN PEMBAHASAN

A.     Pengertian Annelida

Kata Annelida berasal dari bahasa Latin, “Annulus” yang berarti gelang dan “oidos” yang berarti bentuk . Jadi secara etimologisnya, Annelida berarti cacing yang memiliki  tubuh yang  terdiri atas satuan yang  berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur, seperti saluran pencernaan, terdapat di sepanjang tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti system ekskresi terulang pada setiap segmen (Sugiri, 1989).

B.      Ciri-Ciri Umum Phylum Annelida

Annelida memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut .
1.      Simetri bilateral, tubuh panjang terdiri ats segmen-segmen eksterna dan interna.
2.      Tubuh diseliputi oleh kutikula basah, terdapat di atas epitel silindris yang mengandung sel kelenjar dan indera.
3.      Saluran pencernaan lengkap.
4.      Sistem sirkulasi tertutup terdiri atas pembuluh-pembuluh longitudinal dengan cabang-cabang lateral pada setiap somit
5.      Respirasi dengan epidermis, atau insang (penghuni tabung).
6.      Sistem ekskresi berupa sepasang nefridium pada tiap somit.
7.      Sistem saraf terdiri atas ganglion serebral  (otak) dan konektif yang  berhubungan dengan tali saraf medioventral yang ganda.
8.      Ada yang bersifat monoesius dan diesius
C.      Klasifikasi phylum Annelida
Phylum Annelida dibedakan dalam tiga kelas yang didasarkan pada jumlah seta yang dimiliki oleh spesies-spesies dalam phylum ini, yakni Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudinae.
1.      Kelas Polychaeta
a.      Ciri-ciri Umum
Polychaeta (poly= banyak; setae= bulu-bulu kaku) mencakup jenis-jenis cacing yang memiliki banyak bulu-bulu kaku (setae) pada tubuhnya. Ciri utama yang dimiliki oleh  Polycharta adalah sebagai berikut.
1.      Kepala memiliki tentakel, mata dan mulut
2.      Panjang tubuh berkisar antara 5-10 cm dan diameter 2-10 mm.
3.      Setiap somit dengan sepasang parapodia.
4.      Kelamin terpisah (gonad tidak permanen).
5.      Memiliki larva trokofor.
b.      Contoh Spesies:  Nereis virens
1.      Habitat
Nereis virens hidup dalam liang yang biasanya berupa liang pasir. Hewan ini membenamkan diri dalam pasir dan hanya kepalanya yang ditonjolkan keluar. Selain itu, hewan ini juga dapat ditemukan berenang-renang dalam air laut.
2.      Ciri Morfologi
Tubuh Nereis virens terdiri atas somit-somit eksternal dan interla serta  berbentuk pipih. Caput terlihat jelas serta memiliki badan yang tertutup oleh kutikula dan memiliki sejumlah besar seta. Pada bagian lateral dari hewan ini terdapat parapodium yang digunakan dalam respirasi dan sebagai alat gerak.  Tiap-tiap parapodium mmempunyai dua tonjolan, yakni notopodium di bagian doral dan neuropodium di bagian ventral.
3.      Anatomi
Gambar 1. Anatomi Nereis virens
a.      Sistem Muscular dan Gerak
Sistem muscular Nereis  virens terletak di bawah epidermis dan terdiri dari dua lapisan, yakni stratum cyrculare di bagian luar dan stratum longitudinal pada bagian dalam. Nereis virens juga memiliki lapisan otot  pada dinding intestinum.  Hewan ini bergerak dengan menggunakan parapodia
b.      Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan  pada Nereis virens terdiri atas rongga mulut yang memiliki rahang yang bersifat kitin dan pharynx yang bersifat muskuler, esophagus, ventriculus, intestinum dan anus. Nereis virens berrsifat carnivore.

c.       Sistem Peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dorsal dan pembulkuh darah ventral. Pembuluh darah ini dihubungkan dengan pembuluh darah transversal pada tiap segmen. Darah mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah.
d.      Sistem Respiratorium
Nereis virens bernapas dengan kulitnya.  Pertukaran gas berlangsung  melalui kulitnya yang tipis dan menganding banyak pembuluh-pembuluh kapiler. Respirasi terjadi secara difusi, diman oksigen masuk dan karbondioksida keluar dari tubuh. Pertukaran ini dipacu oleh perbedaa konsentrasi kedua gas tersebut di dalam dan di luar tubuh.
e.      Sistem  Ekskretorium
Sistem eskresi  berupa sepasang nefridium pada tiap segmen. Setiap nefridiuum terdiri ats sinsitium dariprotoplasma yang mengandung tubulus nefridium yang panjangberkelok-kelok dan mengandung silium. Tubulus ini menembus septum yangt berhubungan dengan nefrostom pada sisi anterior septum dan nefridospor pada sisi posterior septum.
f.        Sistem saraf
System saraf terdiri atas otak, konektif faringeal, tali saraf ventral,dan sepasang ganglion pada tiap somit, yang melepaskan sepasang saraf lateral.
g.      Sistem Reproduksi
Nereis virens bersifat diesius, dimana  alat kelamin jantan dan betina terpisah. Gonad hanya berkembang pada musim perkawinan. Gonad terdapat pada semua segmen,kecuali pada bagian ujung anterior badan. Ova dan spermatozoa terdapat di bagian tepi selom.
4.      Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Polychaeta
Ordo                : Ophistophora
Familia              : Nereisidae
Genus              : Nereis
Species            : Nereis virens
                                    (Marshall, 1972)

2.      Kelas Oligochaeta
a.      Ciri-Ciri Umum
Oligochaeta berasal dari kata olygosyang berarti sedikit dan chaeta yang berarti rambut. Oligochaeta memilikisedikit rambut pada tiap ruas-ruas tubuhnya serta tidak memiliki parapodia. Ciri-ciri umum dari kelas Oligochaeta adalah sebagai beri kut.
1.      Badan panjang, silindris dengan ujung memipih
2.      Terdapat prostomium pada ujung anterior
3.      Memiliki segmen-segmen
4.      Memiliki klitelium pada segmen 31 sampai 37.
5.      Tubuh ditutupi oleh kutikula
6.      Hidup di tanah lemba atau air tawar
7.      Memiliki sedikit seta
b.      Contoh Sppesies: Lumbricus terrestris
1.      Habitat
Lumbricus terrestris hidup pada tanah yang lembab dengan membuat liang dalam tanah. Hewan ini biasanya hidup di tempat-tempat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari secara langsung. Pada keadaan normal, mereka akan keluar di permukaan tanah pada malam hari. Namun, mereka juga dapat keluar ke permukaan pada siang hari terutama pada waktu setelah hujan.
2.      Ciri Morfologi
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang, silindris dan pada ±2/3 bagian posteriornya memipih secara dorsoventral, Tubuh bersegmen-segmen. Secara morfologis, hewan ini berwarna merah sampai biru kehijauan pada sisi dorsal. Pada sisi ventral berwarna lebih pucat, umumnya merah jambu atau atau kadang-kadang putih. Mulut terletak pada bagian ujung anterior. Pada segmen 32 sampai 37 terdapat penebalan kulit yang dikenal sebagai klitelium. Pada setiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali pada  segmen pertama dan terakhir. Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat lubang-lubang muara yang keluar dari berbagai organ tubuh, yakni mulut, anus, lubang dari duktus spermatikus, lubang muara dari oviduk, lubang muara dari reseptakulum seminis, pori dorsales, dan sepasang nefridiofor pada tiap segmen .

3.      Anatomi
Gambar 1. Anatomi  Lumbricus terrestris

a.      Sistem Pencernaan
Alat pencernaan makanan pada cacing tanah terdiri atas rongga mulut, faring berotot, esoffagus, tembolok, lambung otot usus dan anus.
b.      Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri dari pembuluh darh dorsal yang mengalirkan darah kea rah anterior dan pembuluh darah median yang tak berkontraksi mengalirkan darah kea rah posterior.  Di daerah esophagus terdapat lima pasang cabang-cabang aorta dorsalisyang membesar yang berfungsi sebagai cor pada hewan tingkat tinggi. Cor ini mengelilingi esophagus dan berhubungan dengan aorta ventralis. Selain pembuluh darah dorsal dan ventral, juga terdapat 2 pembuluh darah lateral truncus nervosus dan1  pembuluh darah di sebelah ventral dari truncus nervosus.
c.       Sistem Nervosum
Sistem saraf pada cacing tanah terdiri atas :
-          Ganglion cerebrale, tersusun dari dua kelompok sel saraf dengan commisuranya
-          Berkas saraf sentralis dengan cabang-cabangnya
d.      Sistem  Ekskresi
Sistem eskresi pada cacing tanah berupa nefridium. Pada tiap segmen terda[at sepasang nefridia, kecuali tiga segmen pertama dan terakhir. Tiap nefridium terdiri atas nefrostoma dan nefridiosphore.
e.      Sistem respirasi
Cacing tanah berpas dengan kulitnya karena kulit pada hewan ini tipis, selalu lembab dan banyak mengandung kapiler pembuluh darah.
f.        Sistem reproduksi
Cacing tanah (Lumbricus terrestris) bersifat hermafrodit. Sepasang ovarium menghasilkan ovum dan terletak pada segmen ke-13. Testis terdapat pada rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.Duktus spermaticus keluar dari sisi caudal testis dan keluar pada segmen ke- 15. Walaupun cacing tanah bersifat hermafrodit,namun tidak dapat melakukan perkawinan sendiri karena tidak adanya saluran yang menghubungkan organ reproduksi jantan dan betina.

4.      Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Oligochaeta
Ordo                : Ophistophora
Familia                        : Ophistophoridae
Genus              : Lumbricus
Species            : Lumbricus terrestris
                                                (Marshall, 1972)
3.      Kelas Hirudinae
a.      Ciri-Ciri Umum
Hirudinea meliputi jenis cacing yang tidak memiliki seta dan hidup di air ataupun daratan. Ciri-ciri umum dari  kelas ini adalah sebagai berikut.
1.      Tidak memiliki seta (bulu-bulu kaku)
2.      Habitat perairan maupun daratan
3.      Hidup sebagai predator atau parasit
4.      Memiliki tali saraf sentral dengan ganglion segmental
5.      Nefridium dan gonad terdapat segmental
6.      Tidak melewati tahap larva
7.      Memiliki organ kopulatori dan lubang di daerah medioventral

b.      Contoh Spesies: Hirudo medicinalis
1.      Habitat
Hirudo medicinalis  memiliki habitat di tanah lembab di daratan. Hewan ini umumnya aktif pada malam hari. Namun, ia dapat pula aktif pada siang hari terutama jika ada rangsangan mangsa.
2.      Ciri Morfologi
Badan dari Hirudo medicinalis ketika istirahat berbentuk memanjang atau oval, dan biasanya pipih dorsoventral. Tubuh hewan ini bersifat sangat fleksibel dan dapat mengendur,  berkerut ataupun  melebar. Tubuh terdiri atas 34 somit. Dari luar tampak adanya alur-alur transversal yang membagi segmen menjadi banyak annulus. Pada bagian ujung posterior terdapat alat pengisap, bulat yang terbentuk dari tujuh somit. Dinding tubuh diselimuti oleh kutikula otot dan otot diagonal yang sangat halus. Di bawah kutikula  terdapat epitel yang diantarai oleh kelenjar lendir.
3.      Anatomi dan Fisiologi
a.      Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, faring otot dengan kelenjar uniseluler dan biasanya mengandung belalai  atau rahang tanduk, esophagus yang pendek, tembolok yang panjang dengan 20 pasang kantung lateral atau sekum, usus, rectum yang pendek, dan anus yang bermuara di bagian dorsal di muka alat pengisap posterion.
b.      Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran terdiri atas sinus dorsal, ventral dan dua sinus  lateral yang dihubungkan secara  menyilang. Sinus dorsal terdapat pada sisi dorsal saluran pencernaan. Sinus lateral terdapat di daerah lateral saluran pencernaan dan sinus ventral terletak di8 bawah saluran pencernaan. Cairan homoecoel dalam sinus lateral dan dorsal mengalir dari bagian posterior kea rah depan, sedangkan pada sinus ventral darah mengalir dari depan ke posterior.
c.       Sistem Respirasi
Pernapasan dilakukan secara difusi dengan menggunakan anyamana kapiler di bawah epidermis  .
d.      Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi berupa 17 pasang nefridium dengan cabang-cabang, atau mempunyai nefrostom tertutup. Enam pasang nefridium terletak dalam segmen proteskel, sedangkan lainnya terdapat segmen testikal. Limbah berupa ammonia dan sedikit urea.
e.      Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion dorsal, sepasang konektif yang berhubungan dengan tali saraf ventral yang mempunyai ganglion segmen. Empat ganglion di bagian depan dan tujuh pasang ganglion di bagian posterior menyatu.
f.        Sistem Reproduksi
Lintah bersifat monoesius. Sistem reproduksi jantan meliputi 4-12 pasang testis di bawah tembolok.  Setiap testis berhubungan dengan vas deferns yang menujuu anterior, yang bermuara di penis medial yang berhubungan dengan kelenjar aksesori. Alat kelamin betina terdiri atas dua ovary, oviduk yang berhubungan dengan sebuah kelenjar albumin, dan vagina medial bermuara  di belakang porus jantan.
4.      Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Hirudinea
Ordo                : Rhynchobdellida
Familia                        :Rhynchobdellidae
Genus              : Hirudo
Species            : Hirudo medicinalis
                                    ( Sugiri, 1989: 103)

D.     Peranan Annelida dalam Kehidupan
1.      Beberapa jenis Annelida dapat digunakan Sebagai sumber protein hewani.
2.      Cacing tanah (Lumbricus terrestris) dapat menguraikan sampah sehingga dapat menggemburkan tanah.
3.      Sebagai penyeimbang ekosistem
4.      Beberapa Annelida dapat merugikan dengan mengisap darah.


BAB III
PENUTUP
A.     Simpulan
Berdasarkan  hasil pembahasan terhadap penelusuran literature, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Ciri utama dari phylum Annelida adalah tubuh yang simetri bilateral dan terdiri atas sejumlah somit yang membentuk system metameri.
2.      Annelida dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan jumlah seta, yakni Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudinea.
3.      Proses-proses fisiiologis pada Annelida  meliputi : sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, tembolok, lambung, usus, rectum dan anus; system respirasi dengan kulit yang mengandung kapiler darah, system ekskresi berupa  nefridium, system saraf berupa sepasang ganglion dengan serabbut saraf lateral, system peredaran berupa pembuluh ventral, dorsal dan lateral serta system reproduksi  secara seksual.
4.      Annelida  memiliki peranan sebagai penyeimbang ekosistem, penyubur tanah dan sebagai sumber protein hewani.
B.  Saran
Saran yang saya berikan dalam  makalah ini adalah sebaiknya dalam penyususnan makalah,  ruang lingkupnya dibatasi agar mahasiswa tidak kerepotan dan pembahasannya lebih terarah.


DAFTAR PUSTAKA
Jasin, M., 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar WIjaya. Surabaya.
Kimball, J.W., 1999. Biologi Jilid II Edisi V. Erlangga. Jakarta.
Marshall, A.J., 1972. Textbooks of Zoology Invertebrata. The Mac Millan Press LTD. London.
Radiopoetra, 1989.  Zoologi. FBIO-UGM. Jogjakarta. 
Sugiri, N., 1989. Zoologi Avertebrata II. IPB. Bogor.
  http://id.wikipedia.org/wiki/picture/annelida
















KATA PENGANTAR

Pertama-tama tiada kata yang indah yang patut penyusun ucapkan untuk mengawali tulisan ini,selain ucapan puji dan syukur kepada Allah SWT karena penyusun menyadari tanpa pertolongan darinya-Nya, makalah ini tidak dapat selesai dengan sempurna. Penyusun juga menyampaikan rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada segala pihak yang telah berperan membantu dalam penyusunan makalah ini.terutama kepada ibu Lili Darlian, S.Si, M.Si selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini berisi uraian mengenai materi Annelida, terutama mengenai ciri, klasifikasi dan peranannya dalam kehidupan. Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan tambahan informasi kepada pembaca terutama bagi penyusun sendiri mengenai materi terkait. Penyusun juga berharap makalah ini dapat menjadi bahan referensi dan acuan dalam penyusunan  tulisan dengan topic yang relevan.
Akhir kata, penyusun menyampaikan permohonan maaf kepada segala pihak jika dalam penyusunan makalah ini terdapat kekeliruan atau ada kata yang tidak berkenan di hati pembaca. Penyusun menyadari sebagai manusia biasa tentu tidak lepas dari segala kekeliruan. Selain itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penyusun sangat harapkan demi kesempurnaan penyusunan selanjutnya.
Kendari, 3 Januari 2010

Penyusun




ii
 

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul………………………………………………………….       ……………i
Kata Pengantar………………………………………………………………………...      ii
Daftar Isi………………………………………………………………….……………..        iii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………..……………       1
A.      Latar Belakang………………………………………………………………      1
B.      Rumusan Masalah………………………………………….…………….      2
C.      Tujuan……………………………………………………………….…..………     2
D.     Manfaat………………………………………………………………………..      3
Bab II Isi dan Pembahasan…………………………………………...……………     4
A.      Pengertian Annelida……………………………………………………..      4
B.      Ciri-Ciri Annelida…………………………………………………… ……       4
C.      Klasifikasi Annelida……………………………………………………….      5
D.     Peranan Annelida ………………………………………………………..       15
Bab III Penutup………………………………………………………………….  …….      16
A.      Simpulan……………………………………………………………………          16
B.      Saran………………………………………………………………………..           16
Daftar Pustaka